Wednesday, April 19, 2023

Mulai dari Diri - Modul 2.3

 Pertanyaan-pertanyaan reflektif sesi mulai dari diri:

1.     Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika diobservasi?

Perasaan saya ketika diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah yaitu grogi sekaligus antusias. Tidak dapat dipungkiri perasaan yang dominasi muncul di awal supervisi adalah rasa grogi dan sedikit kurang percaya diri, namun saya berusaha menghilangkan perasaan tersebut dengan terus berpikir positif.

2.     Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca kegiatan observasi tersebut.

Kepala sekolah mengobservasi langsung proses kegiatan pembelajaran yang saya lakukan bersama murid. Saya berusaha melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti biasanya dengan fokus untuk memberikan pendampingan dan memfasilitasi proses pembelajaran murid dengan baik. Pasca kegiatan supervisi, dilakukan refleksi dan evaluasi kegiatan pembelajaran. Saya berusaha menerima kekurangan dan kelebihan yang saya miliki berdasarkan hasil supervisi yang telah dilakukan dan akan terus berusaha meningkatkan kompetensi diri.

3.     Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri Anda berkembang sebagai seorang pendidik?

Menurut saya, proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri saya berkembang sebagai seorang pendidik adalah proses supervisi yang di dalamnya terdapat refleksi diri mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan, identifikasi keterampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan, serta tindak lanjut dari supervisi tersebut.

4.     Menurut Anda, jika Anda saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi, dimana posisi Anda sehubungan dengan gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum ideal 1 dan situasi ideal 10.

Posisi saya berdasarkan gambaran ideal tersebut adalah di posisi 7

5.     Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal itu?

Aspek yang saya butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal adalah saya perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai teknik supervisi, selain itu saya juga masih perlu belajar untuk bagaimana melakukan proses supervisi akademik yang ideal dengan paradigma berpikir coaching. Saya juga masih butuh berlatih membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan sehingga dapat membuat perubahan strategis yang mampu menggerakan komunitas sekolah pada ekosistem belajar.

Setelah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif, tuliskan harapan Anda terkait modul ini.

1. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?

Saya berharap dapat menjadi guru yang lebih baik lagi, membekali diri dengan ilmu supervisi akademik yang baik sehingga dapat saling membantu dan berkolaborasi dengan rekan guru lain dalam mengevaluasi pembelajaran.

2. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?

Kegiatan yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah kegiatan mempelajari konsep, teknik, dan praktik coaching. Saya berharap dapat memahami konsep coaching yang baik sesuai dengan alurnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan diri maupun mengimbaskan praktik baik pada rekan sejawat.


Eksplorasi Konsep Modul 2.2

 Durasi: 2 JP

Moda: Diskusi Daring Asinkron

Tujuan Pembelajaran KhususCGP dapat menunjukkan pemahaman tentang penerapan 5 kompetensi sosial - emosional (kesadaran diri, manajemen, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) yang berbasis kesadaran penuh.

Sebelum Anda melakukan diskusi, berikut beberapa pertanyaan yang diharapkan dapat Anda jawab setelah menyelesaikan kegiatan ini.

  1. Apakah masalah-masalah yang dialami Bapak Eling
  2. Berdasarkan penjelasan 5 KSE yang  sudah Anda pelajari sebelumnya, bagaimana saran Anda bagi Bapak Eling ?

Selamat datang kembali dalam pembelajaran kita! 

Bapak/Ibu CGP akan mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan penerapan 5 KSE yang dibutuhkan dalam sebuah kasus bersama para CGP lain. Tujuan dalam diskusi adalah pengembangan gagasan dan pencapaian pemahaman bersama, sehingga dapat memperkuat pemahaman konsep yang lebih baik. Sebelum Anda melakukan diskusi pada waktu yang telah ditentukan, mohon untuk membaca aturan untuk forum diskusi berikut ini:

Aturan forum diskusi tertulis:

Sebelum kita melanjutkan sesi diskusi, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar diskusi dapat berjalan dengan efektif dan produktif:

  1. Setiap CGP harus menjawab pertanyaan berkaitan dengan kasus Bapak Eling.
  2. Diskusi ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama penerapan kompetensi sosial dan emosional dalam suatu situasi.
  3. Sikap terbuka dan rasa ingin tahu menjadi nilai dasar dari proses diskusi ini.
  4. Membangun pendapat dengan mempertimbangkan tanggapannya terhadap respon/jawaban CGP lain.


Bapak/Ibu CGP, mari kita baca kasus-kasus yang ada di bawah ini. Buatlah refleksi dari setiap kasus  terlebih dahulu sebelum membaca kasus berikutnya. Anda juga dapat merujuk kembali pada pembahasan Pembelajaran 2a.

Selamat membaca dan berefleksi! 

 


Pengantar dan Latar Belakang

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Selanjutnya disajikan 5 kasus yang terjadi pada Bapak Eling. Bacalah secara berurutan dan lakukan refleksi setelah membaca!

2.2.a.4.1.a. Eksplorasi Konsep - Kasus 1

Done: Make forum posts: 1


Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Saat itu jam pelajaran terakhir. Sebelum rapat panitia besar ulang tahun sekolah untuk memfinalisasi acara, Bapak Eling masuk ke kelas 9 untuk mengajar mata pelajaran PPKN. Sejak pagi, Bapak Eling sudah mengajar 3 kelas yang berbeda secara berurutan. Pada pelajaran ini, anak-anak diizinkan menggunakan gawai mereka untuk mengerjakan proyek kelompok. Setelah beberapa saat Bapak Eling melakukan pengecekan apakah setiap murid bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab mereka. Saat mendekati meja salah satu murid, Diana, Pak Eling mendapati muridnya itu sedang menggunakan gawainya untuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Bapak Eling spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan?”  Seisi ruang kelas terkejut.  Wajah Diana memerah.  Ia tampak malu dan tidak menyangka Bapak Eling merespon sekeras itu.
Jawablah pertanyaan berikut.
  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.


1.Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling?

 Beban kerja yang dijalani Bapak Eling terlalu banyak sehingga beliau tidak bisa mengontrol emosi ketika dihadapkan pada situasi yang kurang baik.


2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? 

Bapak Eling dapat merespons situasi tersebut berdasarkan KSE: Manajemen Diri, yaitu kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi.


2.2.a.4.1.b. Eksplorasi Konsep - Kasus 2

Done: Make forum posts: 1
Pengantar dan Latar Belakang:

Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.


Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir, Bapak Eling memimpin rapat panitia besar yang akan memutuskan revisi akhir acara. Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan tugas baru bagi Pak Eling untuk mempelajari perubahan proposal acara.  Pak Eling perlu memastikan semua perencanaan, pengaturan personil, dan pengaturan anggaran sudah tepat. Sesuai rencana, panitia acara sudah harus mulai bekerja setelah proposal disetujui oleh kepala sekolah.  Oleh karena itu, Bapak Eling diminta untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah selambat-lambatnya lusa. Karena mendahulukan proposal ini, Bapak Eling pun lupa menyiapkan rubrik untuk pembelajaran PPKN keesokan harinya. Paginya, Bapak Eling, masuk kelas dan lupa mengunduh rubrik proyek PPKN sehingga proses pembelajaran sempat tersendat.

Pada akhirnya, semua pekerjaan tidak ada yang terselesaikan sampai sehari sebelum hari pengumpulan.


Pertanyaan diskusi:

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas
  2. Berdasarkan pemahaman Anda tentang KSE manajemen diri berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda

1. Situasi yang dihadapi Pak Eling adalah terlalu banyak beban tugas dalam waktu bersamaan yang harus dikerjakan, skala prioritas tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu kurang tepat. Seharusnya, sebagai seorang guru, Pak eling lebih memprioritaskan tugasnya sebagai guru, sebelum mengerjakan tugas tambahan di sekolah seperti menjadi ketua panitia hari ulang tahun sekolah. Pak Eling harus mengomunikasikannya dan berkolaborasi dengan panitia yang lain.

 

2. Pak Eling memerlukan kompetensi sosial dan emosional berupa pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga mampu fokus pada tugas utamanya sebagai seorang guru dibandingkan dengan tugas tambahannya. Dengan demikian, semua tugas yang menjadi tanggung jawabnya dapat terlaksana dengan baik. Pak Eling bisa memprioritaskan tugas utamanya dengan cara menyiapkan bahan ajar di awal semester.

2.2.a.4.1.c. Eksplorasi Konsep - Kasus 3

Done: Make forum posts: 1
Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Saat mempelajari proposal acara perayaan ulang tahun sekolah di antara jam mengajar dan mengoreksi pekerjaan murid-murid, Bapak Eling menyadari salah seorang murid kelas 9 yang berprestasi dalam kejuaraan renang tidak mengumpulkan tugasnya. Murid tersebut mengungkapkan pada Bapak Eling bahwa dia sebenarnya merasakan lelah dan mengantuk saat berada di dalam kelas maupun di rumah karena latihan keras menjelang kejuaraan bulan depan. Bapak Eling menilai, seharusnya murid tersebut bekerja lebih keras sebagai konsekuensi dari pilihannya menjadi murid atlet. Murid tersebut meminta keringanan ataupun kesempatan untuk mengumpulkan tugasnya saat jam pulang sekolah namun Bapak Eling memutuskan tidak menerima dan konsekuensinya adalah murid tersebut tidak mendapatkan nilai tugas.


Pertanyaan refleksi.
  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat,  padat, dan jelas.
  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran sosial berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.

1.     Situasi yang dihadapi Bapak Eling adalah beliau terlalu subjektif dalam menilai orang lain dan kurang memiliki empati. Berdasarkan roda emosi Pak Eling:merasa lelah karena mengerjakan beberapa tugas sekaligus, selain itu beliau  merasa kecewa karena ada salah satu siswa sebagai atlet berprestasi tidak mengumpulkan tugas sesuai instruksi yang beliau berikan , beliau juga merasa bingung,  menentukan skala prioritas karena dalam waktu bersamaan harus mengerjakan beberapa pekerjaan bersamaan  .

2.     Kompetensi Sosial dan Emosional yang diperlukan Bapak Eling adalah Kesadaran Sosial. Beliau harus mempertimbangkan alasan yang disampaikan murid tersebut dan berempati kepadanya.  Bapak Eling harus mempertimbangkan pengorbanan murid yang sudah berlatih keras agar dapat menjadi juara dan membawa nama baik sekolah.

2.2.a.4.1.d. Eksplorasi Konsep - Kasus 4

Done: Make forum posts: 1
Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Setelah selesai memeriksa proposal acara perayaan ulang tahun sekolah, Bapak Eling mengirimkan proposal tersebut kepada kepala sekolah. Ternyata proposal yang dikirimkan oleh Bapak Eling dinilai tidak sesuai oleh kepala sekolah karena isinya harus sesuai dengan pengarahan awal yaitu agar acara lebih banyak melibatkan orang tua murid dan penyesuaian anggaran agar sesuai dengan budget yang diberikan sekolah. Bapak Eling tidak menyangka jika dia harus melakukan koreksi dan koordinasi ulang dengan tim acara. Revisi proposal tentu akan memakan waktu lagi dan Bapak Eling sudah membayangkan ini akan menghambat tugas-tugasnya yang lain. Bapak Eling mengungkapkan hal ini kepada panitia. Bapak Eling mengungkapkan bahwa dia tidak mau mengubah proposal dan meminta Wakil Ketua Panitia tersebut yang merevisi proposal.
Pertanyaan diskusi.

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat,  dan jelas.
  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE keterampilan berelasi berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.

1.    Berdasarkan roda emosi, kemungkinan Pak Eling merasa kecewa karena ternyata proposalnya tidak diterima oleh kepala sekolah. Beliau lelah karena telah mengerjakan proposal tersebut bahkan sembari mengerjakan tugas-tugas penting lainnya sebagai guru.

2.    Keterampilan mengelola tugas dan peran dalam kelompok. Dalam berorganisasi semua orang harus mengerjakan tanggung jawabnya sesuai tugas masing-masing. Pak Eling tinggal menelaah job description yang sudah ditetapkan dari awal. Untuk itu, penjabaran pekerjaan sangat penting disampaikan di awal pembentukan panitia.

2.2.a.4.1.e. Eksplorasi Konsep - Kasus 5

Done: Make forum posts: 1
Pengantar dan Latar Belakang:

Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.

Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Kepala sekolah memiliki kepercayaan besar pada Bapak Eling serta melihat pengalaman yang dimiliki sudah jauh lebih banyak, ia diberi tanggung jawab ekstra dibanding dengan guru-guru yang lain. Itu sebabnya Bapak Eling dipilih untuk menjadi penanggung jawab acara penting sekolah dan menjadi wakil sekolah di forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Sebaliknya,  setelah bekerja selama beberapa tahun di sekolah yang sama, Bapak Eling merasa mulai kewalahan dengan berbagai tanggung jawab tambahan yang harus dijalankan. Awalnya Bapak Eling merasa tugas tambahan tersebut sangat menantang. Meski demikian, sekarang dia tidak merasakannya lagi. Ditambah dirinya merasa akhir-akhir ini, kinerjanya sebagai guru juga semakin menurun. Karena itu, Bapak Eling terpikir untuk menulis surat pengunduran diri.


Pertanyaan diskusi.

  1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
  2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana  Bapak Eling  dapat  merespon situasi tersebut dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda

1.    Bapak Eling dihadapkan pada situasi merasa terbebani dengan tugas tambahan di sekolah. Begitu banyaknya tambahan tugas, yang awalnya tugas tambahan tersebut membuat dirinya merasa tertantang dan termotivasi, namun semakin banyak tugas yang dia terima menjadikan tugas utama beliau sebagai guru terbengkalai. Akibatnya, profesionalitas sebagai guru menurun, sehingga Bapak Eling berpikir untuk mengundurkan diri.

2.    Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab, merupakan kompetensi sosial emosional yang diperlukan Bapak Eling. Keputusan yang diambil bapak Eling untuk mengundurkan diri perlu dipertimbangkan ulang secara baik. Tugas tambahan yang menjadi beban bisa dibicarakan kembali dan berusaha menemukan solusi yang terbaik dengan kepala sekolah

Jurnal Refleksi Modul 2.3

 Setelah melewati modul 2.3 ini, ada banyak sekali ilmu dan pengalaman baru yang saya peroleh. Untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran modul 2.3 tentang coaching untuk supervisi akademik ini, saya akan memaparkannya melalui model 4P, yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran, dan penerapan ke depan.

 

1.     PERISTIWA

Di modul 2.3 ini, saya mendapat wawasan mengenai coaching untuk supervisi akademik. Kegiatan di LMS ini menggunakan Alur Merdeka. Diawali Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi 1, Ruang Kolaborasi 2, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan diakhiri dengan Aksi Nyata. 

Diawali dengan mulai dari diri, saya menuliskan jawaban dari pertanyaan pemantik yang diberikan untuk merefleksikan diri saya tentang supervisi di sekolah, kemudian masuk ke eksplorasi konsep yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training, konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks pendidikan, dan paradigma coaching dilihat dari sistem among yang merupakan konsep dari Ki Hajar Dewantara. Selanjutnya mengeksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervisi akademik, selain itu juga dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat. Selanjutnya materi tentang kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching, yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab.

Pada sesi ruang kolaborasi, kami diberi kesempatan untuk mempraktikkan coaching dengan rekan CGP. Alur TIRTA membuat saya lebih terarah dalam melakukan praktik coaching.

kemudian pada demonstrasi kontekstual, saya bersama dua orang rekan CGP membuat video percakapan coaching dengan 1 orang CGP menjadi pengamat, 1 orang CGP menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi coachee, kami melakukan praktik coaching secara bergantian. Kegiatan ini menambah pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, observasi, dan pasca observasi. Selanjutnya pada elaborasi pemahaman, instruktur membahas tentang coaching dan supervisi akademik lebih dalam lagi. Pada koneksi antar materi saya menuliskan refleksi tentang apa yang sudah dipelajari dan bagaimana rencana tindak lanjutnya, selanjutnya yaitu membuat rancangan aksi nyata, yaitu praktik supervisi akademik yang dilakukan dengan teman sejawat.

 

2.     Perasaan

Pada awalnya, saya merasa khawatir tidak dapat memahami dan menerapkan materi coaching di modul 2.3 ini, namun setelah mulai dipelajari, saya merasa sangat tertarik dan optimis mengikuti aktivitas pembelajaran tentang coaching ini. Materi yang ada di modul 2.3 ini memberikan wawasan bagaimana menjadi coach yang baik ditambah dengan beberapa praktik langsung bersama para CGP, sehingga membuat saya semakin paham tentang materi coaching ini. Saya masih bersemangat untuk terus menggali dan belajar lagi tentang materi dalam modul ini, bagaimana membuat pertanyaan berbobot, dan bagaimana bersikap sebagai coach yang baik.


3.     Pembelajaran

Modul 2.3 ini banyak memberikan wawasan dan pengalaman baru bagi saya. Saya belajar tentang teknik coaching dan bagaimana melakukan supervisi akademik yang sesuai dengan prinsip coaching sehingga dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat.

Melalui kegiatan coaching seorang coach berupaya untuk memfasilitasi coachee dalam memaksimalkan potensinya serta menggali kemampuan coachee untuk dapat mengemukakan solusi dari permasalahannya sendiri dan kemudian melaksanakan solusi tersebut dengan komitmen yang tinggi. Dalam menerapkan proses coaching seorang coach harus memahami dan menerapkan paradigma berfikir coaching, yaitu fokus pada coachee/rekan yang dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, serta mampu melihat peluang baru dan masa depan. Selain paradigma berfikir coaching, seorang coach juga harus berpegang teguh pada prinsip coaching antara lain; kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi. Coach juga harus menguasai kompetensi inti coaching antara lain; kehadiran penuh/presence, medengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Dalam coaching, alur TIRTA juga harus diterapkan yang meliputi Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung jawab.


4.     Penerapan ke Depan

Setelah mempelajari modul 2.3, saya akan berusaha untuk mempraktikkan tiga kompetensi inti coaching, yaitu kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching dengan murid maupun rekan sejawat di sekolah, serta memberikan umpan balik dengan paradigma berpikir coaching dan prinsip coaching.

Jurnal Refleksi Modul 2.2

 Kegiatan pembelajaran modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional ini akan saya paparkan melalui model 4P, yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran, dan penerapan ke depan.

Peristiwa

Seperti modul sebelumnya, kegiatan di modul 2.2 ini juga menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata). Kegiatan mulai dari diri merupakan kegiatan awal pada modul 2.2., kemudian dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi konsep, diskusi dengan rekan-rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi maupun saling memberi masukan dan saran yang konstruktif dalam membangun pemahaman yang tepat tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE).  Selanjutnya Saya mengikuti kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama instruktur dan rekan CGP lainnya, membuat Koneksi Antar Materi serta Aksi Nyata. Koneksi antar materi yang saya buat berupa  refleksi tentang materi PSE dan kaitannya dengan modul-modul sebelumnya.

Perasaan

Pada saat mempelajari modul ini, saya merasa sangat senang karena mendapat wawasan dan ilmu baru mengenai pembelajaran sosial dan emosional. Untuk lebih memahami tentang materi PSE, saya mengulang kembali materi yang disampaikan pada elaborasi pemahaman, membaca beberapa contoh penerapan KSE di kelas, dan berdiskusi dengan rekan CGP. Hal-hal tersebut membuat saya merasa lebih siap  untuk mengimplementasikan KSE di kelas.

Pembelajaran

Melalui modul ini saya mendapat pembelajaran baru bahwa PSE merupakan cara untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Melalui pembelajaran Sosial Emosional diharapkan CGP mampu menerapkan di kelas maupun sekolah. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan secara eksplisit maupun terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu juga dapat dilakukan dengan membentuk iklim kelas dan budaya sekolah maupun dengan melakukan penguatan pada Tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan di sekolah

Penerapan

Saya akan berusaha mengimplementasikan KSE melalui pembelajaran eksplisit dan mengintegrasikan KSE ke dalam kegiatan pembelajaran. Dengan memberikan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan dan melatih KSE diharapkan dapat menghasilkan pencapaian akademik dan karakter murid yang lebih baik.

Jurnal Refleksi Modul 2.1

 Setelah melewati modul 2.1 ini, ada banyak sekali ilmu dan pengalaman baru yang saya peroleh. Untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi ini, saya akan memaparkannya melalui model 4P, yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran, dan penerapan ke depan.

 

PERISTIWA

Di modul 2.1 ini, saya mendapat wawasan mengenai Pembelajaran Berdiferensiasi. Kegiatan di LMS ini menggunakan Alur Merdeka. Diawali dengan Pre Test,  Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi 1, Ruang Kolaborasi 2, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan diakhiri dengan Aksi Nyata. 

Modul 2.1 diawali dengan mengerjakan soal pre test sebanyak 30 soal pilihan ganda. Soal di dalamnya merupakan materi yang akan dipelajari di modul 2. Dalam kegiatan Mulai dari Diri saya diajak untuk berefleksi dalam mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar murid  yang berbeda-beda.

Materi selanjutnya adalah Ekplorasi Konsep. Dalam materi ini, saya diberi pemahaman tentang  pembelajaran berdiferensiasi, sehingga dapat menjelaskan bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid. Pada kegiatan ruang kolaborasi 1, saya bersama rekan CGP lain difasilitasi oleh Fasilitator untuk menganalisis berbagai contoh kasus mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Selanjutnya dalam ruang kolaborasi 2, kami mempresentasikan dan mendiskusikan hasil diksusi kelompok kecil kami untuk mendapatkan masukan dan saran. Sebagai guru, kami mendapat pencerahan mengenai pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di berbagai jenjang pendidikan.

PERASAAN

Pada awalanya saya merasa bahwa pembelajaran berdiferensiasi akan sangat sulit diterapkan di kelas. Namun saya menyadari bahwa murid memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dengan cara yang kreatif sesuai dengan minat dan potensinya. Guru memiliki kewajiban untuk merancang pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan murid (profil, minat dan kesiapan belajar murid), hal ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran berdiferensiasi.

Saya merasa tercerahkan karena setelah membaca bagian eksplorasi konsep, dan berdiskusi dalam ruang kolaborasi, saya jadi semakin paham bahwa murid yang beragam memerlukan pelayanan yang beragam pula. Saya jadi mengerti bahwa kita sebagai guru dapat mengakomodasi keragaman murid tersebut melalui diferensiasi konten, proses dan produk dalam proses pembelajarannya.

PEMBELAJARAN

Kita sebagai guru harus mampu melayani murid yang beragam dengan pelayanan yang beragam pula. Setelah murid terlayani dengan baik, murid diharapkan dapat mencapai kebahagian dan keselamatan yang setinggi-tingginya sesuai filosofi tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pada akhirnya murid dapat mencapai kompetensi yang diharapkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya.

 PENERAPAN KE DEPAN

Setelah mempelajari modul 2.1 ini, saya akan selalu berusaha untuk melayani kebutuhan murid yang beragam melalui pembelajaran berdiferensasi.

2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1


 DIAGRAM FRAYER









2.1.a.4.1. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep - Modul 2.1

 Pertanyaan untuk diskusi daring:

1. Informasi atau fakta apa yang disampaikan dalam video dan artikel tersebut?

Jawaban:

a. Video I

Video pertama menjelaskan tentang aspek yang harus dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi, yaitu kesiapan, minat, dan profil belajar murid. Ada tiga strategi pembelajaran diferensiasi, antara lain:

1) Diferensiasi konten

Diferensiasi konten adalah apa yang akan diajarkan kepada murid berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajar murid. 

2) Diferensiasi proses

Ada beberapa cara untuk menentukan diferensiasi proses, yaitu melaksanakan kegiatan berjenjang, menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan, membuat agenda individu, memvariasikan durasi waktu pengerjaan tugas, mengembangkan kegiatan pembelajaran berdasarkan profil belajar murid, dan menggunakan kelompok yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan, dan minat murid.

3) Diferensiasi produk

Diferensiasi produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja dari proses belajar murid, bisa berupa hasil tes, presentasi, diskusi, pertunjukan, pidato, video, poster, dan lain-lain. 

 

 b. Video II

Video kedua memaparkan tentang lingkungan belajar yang efektif yang dibangun melalui komunitas belajar (learning community), antara lain:

1. Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan disambut dengan baik

2. Setiap orang di dalam kelas saling menghargai

3. Murid akan merasa aman secara psikis dan fisik.

4. Ada harapan bagi pertumbuhan

5. Guru mengajak murid untuk mencapai kesuksesan.

6. Ada keadilan dalam bentuk nyata

7.Guru dan murid berkolaborasi untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bersama.

 

c. Artikel:

Guru dapat diibaratkan sebagai seorang dokter saat mendiagnosis pasiennya. Tindakan yang akan dilakukan dokter tentunya berdasarkan hasil diagnosisnya. Begitu pula dengan guru, sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus memahami kebutuhan belajar murid. Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, proses penilaian memegang peranan yang sangat penting. Ada 3 jenis perspektif penilaian, yaitu:

 1. Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran.

2. Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif

3. Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.

Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan yang sangat penting. Selain dalam bentuk tes tertulis, berikut beberapa contoh penilaian formatif lainnya:

a. Tiket keluar

b. Tiket masuk 

c. Berbagi 30 detik

d. Nama dalam toples

e. 3-2-1

f. Refleksi

g. Pojok pemahaman

h. Strategi 5 jari


2. Gagasan baru apa yang Anda dapatkan dari video dan artikel yang Anda lihat?

Jawaban:

Sebagai seorang guru, saya perlu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan kebutuhan murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil murid, serta mencoba merancang dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk. Selain itu saya juga akan mencoba mengondisikan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran diferensiasi dan melakukan penilaian formatif dalam pembelajaran berdiferensiasi dengan cara-cara yang kreatif.


3. Apakah yang menurut Anda akan sulit diimplementasikan? Mengapa?

Jawaban:

Menurut saya yang akan sulit diimplementasikan adalah proses pemetaan kebutuhan belajar murid, yaitu memahami tingkat kesiapan, minat belajar, serta profil belajar murid yang berbeda-beda. Hal tersebut merupakan langkah awal sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi, sehingga butuh upaya yang maksimal agar guru dapat memetakan kebutuhan belajar murid dengan tepat.


4. Pertanyaan apakah yang masih Anda miliki atau klarifikasi apakah yang masih Anda perlukan terkait dengan isi video dan artikel tersebut?

Jawaban:

a.     Bagaimana cara menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi?

b.     Bagaimana bentuk perangkat pembelajaran baik RPP maupun rublik penilaian pembelajaran diferensiasi?


Jurnal Refleksi Modul 3.3 (3 / terakhir)

  Berikut jurnal refleksi dwi mingguan terakhir. Model refleksi yang saya gunakan adalah Model 4F  (Facts, Feelings, Findings, Future)/4P (P...