Eksplorasi konsep pada modul ini menggunakan moda kegiatan mandiri dan forum diskusi.
Eksplorasi konsep untuk Budaya positif terdiri dari beberapa bagian, yaitu:2.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
Tujuan pembelajaran:
Tujuan pembelajaran:
CGP dapat menjelaskan makna ‘kontrol’ dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol.
CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol dengan 3 Motivasi Perilaku Manusia.
CGP menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif.
2.2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
Tujuan Pembelajaran:
CGP dapat menjelaskan dan menganalisis Teori Motivasi dan Motivasi Intrinsik yang dituju, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
CGP dapat menjelaskan konsep hukuman dan penghargaan, dan konsep pendekatan restitusi.
CGP dapat melakukan pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan konsep-konsep tersebut di lingkungannya sendiri.
Tujuan Pembelajaran:
CGP dapat menjelaskan dan menganalisis Teori Motivasi dan Motivasi Intrinsik yang dituju, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
CGP dapat menjelaskan konsep hukuman dan penghargaan, dan konsep pendekatan restitusi.
CGP dapat melakukan pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan konsep-konsep tersebut di lingkungannya sendiri.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas.
CGP dapat menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas.
CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah mereka masing-masing.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi motif dari tindakan manusia baik murid maupun guru
CGP dapat menganalisis dampak tidak terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap pelanggaran peraturan dan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai kebajikan
CGP dapat mengidentifikasi peran dan sekolah guru dalam upayanya menciptakan lingkungan belajar dan pemenuhan kebutuhan anak yang beragam.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya.
CGP dapat menerapkan disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab, mandiri dan merdeka.
CGP dapat menganalisis secara kritis, reflektif, dan terbuka atas penemuan diri yang didapatkan dari mempelajari 5 posisi kontrol.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.
CGP dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka.
CGP dapat menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan disiplin positif di lingkungannya.
***
1.4.a.4.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
Tugas 2.1 (1)
Mungkin pada awalnya motivasi Anda mengikuti Program Guru Penggerak ini karena ingin mendapatkan suatu penghargaan tertentu. Namun seiring Anda mengikuti program ini dan kemudian menikmatinya, mungkinkah motivasi Anda berubah menjadi sebuah keinginan untuk menjadi guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini? Bila itu terjadi, apa dampaknya untuk diri Anda? Apa yang Anda dapatkan, mengapa hal itu penting untuk Anda?
-Awal motivasi saya mengikuti program guru penggerak adalah ingin menambah ilmu dan meningkatkan kompetensi saya sebagai pendidik. Sebagai seorang pendidik, saya merasa masih perlu belajar banyak hal yang baru, yang belum saya pahami. Seiring berjalannya waktu, melalui materi dan nilai-nilai yang telah diajarkan di program ini, saya semakin mendapat pencerahan dan motivasi untuk menjadi pendidik yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Maka dari itu, saya bersyukur sekali dengan mengikuti program ini, saya semakin berkeinginan kuat untuk menerapkan ilmu yang saya dapat, demi terwujudnya murid yang cerdas cemerlang berkarakter profil pelajar pancasila.
Mungkin pada awalnya motivasi Anda mengikuti Program Guru Penggerak ini karena ingin mendapatkan suatu penghargaan tertentu. Namun seiring Anda mengikuti program ini dan kemudian menikmatinya, mungkinkah motivasi Anda berubah menjadi sebuah keinginan untuk menjadi guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini? Bila itu terjadi, apa dampaknya untuk diri Anda? Apa yang Anda dapatkan, mengapa hal itu penting untuk Anda?
-Awal motivasi saya mengikuti program guru penggerak adalah ingin menambah ilmu dan meningkatkan kompetensi saya sebagai pendidik. Sebagai seorang pendidik, saya merasa masih perlu belajar banyak hal yang baru, yang belum saya pahami. Seiring berjalannya waktu, melalui materi dan nilai-nilai yang telah diajarkan di program ini, saya semakin mendapat pencerahan dan motivasi untuk menjadi pendidik yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Maka dari itu, saya bersyukur sekali dengan mengikuti program ini, saya semakin berkeinginan kuat untuk menerapkan ilmu yang saya dapat, demi terwujudnya murid yang cerdas cemerlang berkarakter profil pelajar pancasila.
Tugas 2.1 (2)
Sebagai seorang pendidik, saat Anda perlu hadir di suatu pelatihan, motivasi apakah yang mendasari tindakan Anda?
Apakah Anda hadir karena tidak ingin ditegur oleh pihak panitia atau pengawas Anda, dan mendapatkan surat teguran (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman), atau
Anda ingin dilihat dan dipuji oleh lingkungan Anda, atau mendapat penghargaan sebagai kepala sekolah berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau
Anda ingin menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjadi orang yang berusaha dan bertanggung jawab serta menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid Anda, guru-guru Anda, serta lingkungan Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai pemimpin pembelajaran akan jadi panutan oleh lingkungan Anda (menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri).
Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan Anda, atau adakah suatu proses perubahan motivasi antara dua motivasi?
Sebagai seorang pendidik, saat Anda perlu hadir di suatu pelatihan, motivasi apakah yang mendasari tindakan Anda?
Apakah Anda hadir karena tidak ingin ditegur oleh pihak panitia atau pengawas Anda, dan mendapatkan surat teguran (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman), atau
Anda ingin dilihat dan dipuji oleh lingkungan Anda, atau mendapat penghargaan sebagai kepala sekolah berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau
Anda ingin menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjadi orang yang berusaha dan bertanggung jawab serta menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid Anda, guru-guru Anda, serta lingkungan Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai pemimpin pembelajaran akan jadi panutan oleh lingkungan Anda (menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri).
Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan Anda, atau adakah suatu proses perubahan motivasi antara dua motivasi?
-Sebagai seorang pendidik, saat saya merasa perlu hadir di suatu pelatihan, motivasi yang paling kuat mendasari tindakan saya tersebut adalah ingin meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik, menjadi pembelajar sepanjang hayat, berusaha bertanggung jawab dan menghargai diri saya sendiri sebagai teladan bagi murid-murid saya, serta ingin terus tergerak, bergerak, dan menggerakkan lingkungan sekitar saya, agar dapat saling mendukung dan berkolaborasi mewujudkan visi murid impian. Hal tersebut merupakan upaya saya untuk menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri.
Tugas 2.1 (3)
Bila di sekolah Anda tidak ada aturan yang memberikan surat teguran bagi karyawan yang sering datang terlambat, atau tidak ada atasan yang memberikan Anda penghargaan menjadi karyawan terbaik, karena sering tepat waktu, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda.
-Saya akan tetap datang tepat waktu. Karena tujuan saya datang tepat waktu ke sekolah bukan karena ingin dipuji atau menghindari teguran, tapi karena hal tersebut sudah merupakan tanggung jawab saya sebagai seorang pendidik. Saya datang tepat waktu sesuai aturan untuk menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri serta berusaha menerapkan budaya positif yang saya mulai dari diri sendiri.
Tugas 2.1 (4)
Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi yang disebutkan pada pertanyaan sebelumnya, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan.
-Menurut saya, motivasi yang mendasari mayoritas murid dalam berperilaku masih bertujuan untuk menghindari hukuman dan ketidaknyamanan. Maka dari itu perlu ditanamkan nilai-nilai kebajikan mengenai pentingnya menuntut ilmu, sehingga akan tumbuh keyakinan di diri siswa yang dapat menjadi kontrol dirinya dalam berperilaku.
Bila di sekolah Anda tidak ada aturan yang memberikan surat teguran bagi karyawan yang sering datang terlambat, atau tidak ada atasan yang memberikan Anda penghargaan menjadi karyawan terbaik, karena sering tepat waktu, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda.
-Saya akan tetap datang tepat waktu. Karena tujuan saya datang tepat waktu ke sekolah bukan karena ingin dipuji atau menghindari teguran, tapi karena hal tersebut sudah merupakan tanggung jawab saya sebagai seorang pendidik. Saya datang tepat waktu sesuai aturan untuk menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri serta berusaha menerapkan budaya positif yang saya mulai dari diri sendiri.
Tugas 2.1 (4)
Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi yang disebutkan pada pertanyaan sebelumnya, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan.
-Menurut saya, motivasi yang mendasari mayoritas murid dalam berperilaku masih bertujuan untuk menghindari hukuman dan ketidaknyamanan. Maka dari itu perlu ditanamkan nilai-nilai kebajikan mengenai pentingnya menuntut ilmu, sehingga akan tumbuh keyakinan di diri siswa yang dapat menjadi kontrol dirinya dalam berperilaku.
Tugas 2.1 (5)
Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid Anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda?
-Strategi yang selama ini saya terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid, di antaranya: 1. Berusaha memberi contoh dan teladan yang baik dengan memulai disiplin positif mulai dari diri saya sendiri. 2. Membuat kesepakatan dan komitmen dengan melibatkan pendapat seluruh siswa tentang apa yang mereka inginkan agar suasana kelas menjadi lebih baik dan tertib. 3. Ketika murid melanggar kedisplinan, saya berusaha menanyakan kembali atas kesepakatan yang telah mereka yakini dan setujui bersama, dengan harapan mereka dapat memperbaiki kesalahan atas kesadaran diri mereka sendiri. 4. Berkomunikasi dengan wali murid, agar terjalin kerjasama dalam menerapkan pembiasaan disiplin positif murid baik di rumah maupun di sekolah.
Tugas 2.1 (6)
Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda rasakan penting saat ini untuk ditanamkan pada murid-murid Anda di kelas/sekolah Anda? Mengapa?
-Nilai-nilai kebajikan yang saya rasa penting untuk ditanamkan pada murid-murid adalah akhlak mulia. Dengan menjaga adab, maka akan lebih mudah dalam meraih ilmu. Baik adab terhadap guru, orang tua, sesama teman, bahkan adab terhadap diri mereka sendiri. Dengan menanamkan nilai-nilai adab dan akhlak yang baik, saya berharap mereka dapat menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang baik.
1.4.a.4.2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
Pertanyaan Reflektif
Bacalah kasus Ibu Anas di bawah ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan:
Ibu Anas guru kelas 2 SD, mendapatkan masalah. Murid-muridnya tidak bisa tertib berdiri antri di depan pintu kelas, dan selalu berebutan masuk ke dalam kelas setelah jam istirahat usai. Ini tentunya sangat mengganggu proses pembelajaran dimana kelas tidak dapat mulai tepat waktu karena Ibu Anas sibuk menenangkan murid-muridnya untuk waktu cukup lama. Akhirnya Bu Anas berpikir cepat, dan mengandalkan stiker bintang. Setiap murid-muridnya akan masuk kelas usai jam istirahat, Bu Anas akan mengiming-imingi murid-muridnya dengan stiker bintang. “Siapa yang dapat berdiri lurus dan berbaris rapi antri di depan pintu, dapat bintang dari Bu Anas!” Sebagian besar murid-muridnya menyambut tantangan tersebut, dan langsung berdiri rapi di depan pintu agar mendapatkan stiker bintang. Hal ini terus dilakukan Bu Anas selama beberapa minggu, karena cukup berhasil membuat murid-muridnya berdiri rapi antri di depan pintu. Sampai pada suatu saat Bu Anas sakit, dan terpaksa digantikan Pak Heru. Pak Heru tidak mengetahui tentang stiker bintang, dan benar saja, pada saat mau masuk ke kelas usai jam istirahat murid-murid kelas 2 kembali berebutan masuk kelas. Apa yang terjadi, mengapa?
Jawablah ketiga pertanyaan ini, dan berilah minimal 2 tanggapan terhadap jawaban rekan Anda.
Berdasarkan teori motivasi yang telah Anda pelajari pada pembelajaran sebelumnya, kira-kira apa motivasi murid-murid kelas 2 untuk bersedia berdiri antri sebelum masuk kelas?
Adakah cara lain agar murid-murid kelas 2 bersedia antri di depan kelas tanpa diberi penghargaan stiker bintang? Jelaskan!
Pertanyaan Reflektif
Bacalah kasus Ibu Anas di bawah ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan:
Ibu Anas guru kelas 2 SD, mendapatkan masalah. Murid-muridnya tidak bisa tertib berdiri antri di depan pintu kelas, dan selalu berebutan masuk ke dalam kelas setelah jam istirahat usai. Ini tentunya sangat mengganggu proses pembelajaran dimana kelas tidak dapat mulai tepat waktu karena Ibu Anas sibuk menenangkan murid-muridnya untuk waktu cukup lama. Akhirnya Bu Anas berpikir cepat, dan mengandalkan stiker bintang. Setiap murid-muridnya akan masuk kelas usai jam istirahat, Bu Anas akan mengiming-imingi murid-muridnya dengan stiker bintang. “Siapa yang dapat berdiri lurus dan berbaris rapi antri di depan pintu, dapat bintang dari Bu Anas!” Sebagian besar murid-muridnya menyambut tantangan tersebut, dan langsung berdiri rapi di depan pintu agar mendapatkan stiker bintang. Hal ini terus dilakukan Bu Anas selama beberapa minggu, karena cukup berhasil membuat murid-muridnya berdiri rapi antri di depan pintu. Sampai pada suatu saat Bu Anas sakit, dan terpaksa digantikan Pak Heru. Pak Heru tidak mengetahui tentang stiker bintang, dan benar saja, pada saat mau masuk ke kelas usai jam istirahat murid-murid kelas 2 kembali berebutan masuk kelas. Apa yang terjadi, mengapa?
Jawablah ketiga pertanyaan ini, dan berilah minimal 2 tanggapan terhadap jawaban rekan Anda.
Berdasarkan teori motivasi yang telah Anda pelajari pada pembelajaran sebelumnya, kira-kira apa motivasi murid-murid kelas 2 untuk bersedia berdiri antri sebelum masuk kelas?
Adakah cara lain agar murid-murid kelas 2 bersedia antri di depan kelas tanpa diberi penghargaan stiker bintang? Jelaskan!
1. Motivasi murid-murid kelas 2 untuk bersedia antre sebelum masuk kelas adalah motivasi ingin mendapat penghargaan dari orang lain (stiker bintang). Motivasi ini bersifat eksternal. 2. Cara lain agar murid-murid bersedia antre tanpa diberi penghargaan stiker bintang adalah dengan memunculkan motivasi internal dalam diri murid, yaitu menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan yang diyakini dan disepakati murid, sehingga murid dapat mengubah perilaku yang kurang baik atas kesadaran diri untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan yang mereka yakini, yaitu budaya antre sebelum masuk kelas dapat memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, menanamkan pada murid bahwa dengan antre, kondisi akan lebih tertib sehingga jam pelajaran tidak terganggu, selain itu dengan tidak berebut atau berdesak-desakan maka fisik mereka akan lebih terjaga (tidak tersakiti atau menyakiti teman)
***
No comments:
Post a Comment