Saturday, June 17, 2023

Jurnal Refleksi Modul 3.3 (3 / terakhir)

 Berikut jurnal refleksi dwi mingguan terakhir. Model refleksi yang saya gunakan adalah Model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)/4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan).

1. Peristiwa (Fact)

Dalam menjalani Pendidikan Guru Penggerak, CGP mempelajari 3 paket modul. Paket modul 1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak. Paket modul ini berisi 4 buah modul, yaitu: Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional- Ki Hajar Dewantara. Modul 1.2 Nilai- nilai dan Peran Guru Penggerak. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak dan modul 1.4 Budaya Positif. Kemudian, paket modul 2 Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, berisi 3 modul. Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid, modul 2.2 pembelajaran sosial dan emosional, modul 2.3 coaching untuk supervisi akademik. Sedangkan paket modul terakhir, yaitu paket modul 3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah, berisi 3 modul. Modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai- nilai kebajikan sebagai pemimpin, modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dan modul 3.3 Pengelolaan program yang berdampak positif bagi murid. Setiap paket modul diadakan tes awal/ pre test dan tes akhir/ post test. Tes awal dilakukan untuk mengukur kemampuan awal sebelum pembelajaran, sedangkan tes akhir dilakukan setelah mengikuti serangkaian pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara sinkronus dan asinkronus, menggunakan LMS. Setiap modul menggunakan alur MERDEKA, yang merupakan akronim dari Mulai dari diri, Elaborasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi nyata. Mulai dari diri, CGP melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar di masa lalu. Eksplorasi konsep, dilakukan dengan kegiatan membaca, diskusi, dan refleksi. Dalam kegiatan Ruang kolaborasi, CGP bekerja dalam kelompok untuk membuat dan mempresentasikan materi yang dipelajari. Demonstrasi kontekstual, CGP membuat prakarsa perubahan. Elaborasi pemahaman, dilakukan dengan berdiskusi dan melakukan tanya jawab dengan instruktur untuk mengelaborasi pemahaman. Koneksi antar materi, membuat koneksi/ keterkaitan antar materi yang telah dipelajari dari modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman. Dan terakhir aksi nyata, menjalankan pemahaman pada sebuah aksi nyata di sekolah.

2. Perasaan (Feelings)

Perasaan saya senang karena saya mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan, serta perubahan pola pikir yang positif. Mulai dari modul pertama sampai modul terakhir, saya mendapatkan ilmu yang  sangat bermanfaat bagi seorang guru. Materi dalam setiap modul menuntun setiap CGP menjadi sosok guru yang diharapkan dapat mengantarkan murid menuju keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat.

3. Pembelajaran (Findings)

Banyak ilmu yang saya dapatkan dari pembelajaran yang saya lakukan, antara lain:

Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak- anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru bertugas untuk mengarahkan kodrat yang ada pada anak sehingga mereka berbahagia dan selamat sebagai anggota masyarakat. Dalam membuat kegiatan atau program sekolah, kita sebagai guru hendaknya melibatkan murid dengan mempertimbangkan potensi dan kodrat murid. Melibatkan murid dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan pada murid, yaitu memperhatikan suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership). Dalam memperhatikan kodrat murid, guru hendaknya merancang program yang berdampak positif pada murid.

Modul 1.2, Nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai dan peran guru penggerak tersebut bercita- cita mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila. Profil pelajar Pancasila meliputi: 1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) berkebhinnekaan global, 3) bergotong royong 4) mandiri 5) bernalar kritis, 6) kreatif.  Seorang guru bukan hanya pemimpin pembelajaran di kelas, guru juga bertanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada murid.

Modul 1.3, Visi guru penggerak. Dalam pengelolan program sekolah yang berpihak pada murid, guru menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi). Langkah pertama yang dilakukan memetakan aset atau sumber daya sekolah dahulu. Ada 7 macam aset yang dimiliki sekolah antar alain: 1) modal manusia, 2) aset sosial, 3) aset politik, 4) aset lingkungan 5) aset finansial 6) aset fisik 7) aset agama dan budaya. Setelah mengidentifikasi aset, barulah mengembangkan program sekolah yang berdampak pada murid. Program tersebut dilakukan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA yang melibatkan semua pihak dan mengoptimalkan semua aset yang ada.

Modul 1.4, budaya positif, proses menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid ketika di sekolah. Sehingga lingkungan belajar menjadi nyaman, aman dan menyenangkan untuk memaksimalkan  kekuatan kodrat anak. Guru hendaknya mengembangkan budaya positif, penggunaan hukuman dan penghargaan sebisa mungkin diminimalkan. Karena dampak penggunaan hukuman dan penghargaan tidak baik bagi anak. Akan lebih efektif dengan menggunakan penerapan segitiga restitusi. Segitiga restitusi meliputi : 1) menstabilkan identitas, 2) validasi tindakan yang salah, 3) menanyakan keyakinan. Dengan pembiasaan budaya positif, maka tujuan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila akan terwujud. Dalam melaksanakan program yang berpihak pada murid, seorang guru sebaiknya tidak menggunakan hukuman dan penghargaan lagi.

Modul 2.1, praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Guru  menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memfasilitasi pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan beraneka ragam karakteristik murid.Guru melaksanakan asasmen diagnostic dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran. Guru memetakan kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi meliputi: 1) diferensiasi proses, 2) diferensiasi konten dan 3) diferensiasi produk. Pembelajaran berdiferensiasi memberikan kebahagiaan untuk murid dalam belajar, guru pun nyaman dalam mengajar. Demikian pula dalam membuat program/ kegiatan yang berpihak pada murid, murid diberikan kesempatan untuk menyuarakan(voice), memilih (choice) dan kepemilikan (ownership). Hal ini sesuai dengan entitas pembelajaran berdiferensiasi.

Modul 2.2, Pembelajaran sosial emosional. Guru dilatih untuk melaksanakan pembelajaran sosial dan emosional pada diri murid. Pemeblajaran sosial emosional memperhatikan 5 kompetensi sosial emosional yaitu: 1) kesadaran diri, 2) pengelolaan diri, 3)kesadaran sosial- empati, 4) keterampilan membangun relasi dan 5)pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Teknik STOP dan mindfullness merupakan strategi pemembangan kompetensi sosial emosional murid. Pada program yang berpihak pada murid, guru juga memperhatikan kompetensi sosial emosional murid.

Modul 2.3, praktik coaching dalam supervisi akademik, merupakan strategi guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran untuk menggali potensi yang dimiliki oleh anak. Setiap anak mempunyai potensi, bakat, dan minat yang berbeda- beda. Praktik coaching dirasa mampu mengoptimalkan potensi coachee, coache menemukan solusi dari permasalahan yang dialaminya. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, praktik coaching dapat digunakan untuk mengembangkan kepemimpinan murid.

Modul 3.1, pengambilan yang berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Dalam mengambil keputusan, guru sebaiknya memperhatikan 3 prinsip, yaitu berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli. Keputusan yang diambil selalu berpihak pada murid, menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, murid menentukan program kegiatan yang akan dilakukannya. Guru sebagai pemimpin mengambil keputusan yang berpihak pada murid, sesuai nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab

Modul 3.2, pengelolaan sumber daya, guru sebagai pemimpin pembelajaran dan pengelola program sekolah, harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah. Pendekatan berbasis aset akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah. Paradigma berpikir melihat segi positif, segi kelebihan, aset/ modal yang dimiliki oleh sekolah. Apabila kita berfokus pada aset yang ada, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid pasti terlaksana dengan maksimal dan berkembang semakin optimal.

Modul 3.3, pengelolaan program yang berdampak pada murid. Jika kita mampu memahami, menerapkan, menjalankan sesuai modul dalam pendidikan guru penggerak maka merdeka belajar akan tercapai.

4. Penerapan (Future)

Setelah menjalani serangkaian Pendidikan pada Program guru penggerak ini, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan di kelas dan sekolah saya. Saya akan melaksanakan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan murid dengan mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional mereka, dalam pengelolaan program yang berdampak positif bagi murid, saya lebih sering untuk melakukan berdiskusi dengan murid untuk memunculkan potensi kepemimpinan murid. Potensi kepemimpinan murid dapat berkembang ketika mereka diberikan kesempatan untuk berpendapat (voice), memilih (choice) dan merasakan kepemilikan (ownership). Saya akan memberikan kebebasan (yang bertanggung jawab) kepada murid, agar murid mampu belajar dan berkembang dengan optimal. Begitu pula ketika saya berhadapan dengan kepala sekolah, teman sejawat dan stake holder sekolah, saya akan lebih banyak berkolaborasi, membangun komunikasi efektif, membangun relasi positif dan menciptakan well-being agar perasaan aman, nyaman, dan menyenangkan dapat terwujud.


No comments:

Post a Comment

Jurnal Refleksi Modul 3.3 (3 / terakhir)

  Berikut jurnal refleksi dwi mingguan terakhir. Model refleksi yang saya gunakan adalah Model 4F  (Facts, Feelings, Findings, Future)/4P (P...