Saturday, June 17, 2023

Koneksi Antar Materi - Modul 3.3

 

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.3

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

Oleh Winda Setya Dewi

CGP Angkatan 7 Kabupaten Bangkalan

Kelas 254

 

 

A. A.   Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

1.     Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, maka secara bersamaan kita sebenarnya juga sedang membangun karakter murid yang berprofil pelajar pancasila.

2.     Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

    Yang saya rasakan setelah mempelajari materi modul ini adalah mendapat pengalaman baru untuk menyediakan program yang diminati murid, berguna untuk membentuk profil pelajar pancasila, serta dapat mewujudkan student agency atau kepemimpinan murid. Untuk menerapkan materi dari modul ini, saya membuat kesepakatan dengan murid tentang hal apa yang ingin mereka lakukan. Yang perlu saya perbaiki adalah kolaborasi dengan rekan sejawat dan siswa agar program yang berdampak positif pada murid bisa tercapai dan berkelanjutan. Saya juga semakin menguasai kompetensi pengembangan diri dan orang lain.

 3. Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Selama mempelajari modul-modul dari guru penggerak ini banyak hal baru yang saya terapkan dalam proses pembelajaran di kelas yang saya ajar, saya sudah sedikit demi sedikit mengurangi peran saya sebagai leader utama dikelas terutama memaksakan kehendak saya dikelas, dulu saya sering beranggapan bahwa anak harus memahami apa mau saya, perlahan tapi pasti dengan adanya pemahaman baru pada diri saya terutama setelah menyelesaikan materi pada modul 3.3 ini saya sudah mulai berkolaborasi dengan murid dalam menciptakan kelas yang membahagiakan mereka, bagaimana menciptakan kelas-kelas yang dicintai murid, bagaimana murid mulai membuat proyek-proyek yang mereka mereka mau sesuai dengan bakat dan kompetensi mereka, sementara peran saya adalah sebagai mitra belajar mereka dengan memberikan mereka tantangan, menjadi motivator dan juga kontroling pada proses pembelajaran yang diselenggarakan, diantara berbagai program yang saya buat bersama mereka adalah proyek public speaking in the class,  pembuatan video naratif materi, berbagi cerita inspiratif pembelajaran, dsb.

4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Adapun beberapa hal yang masih perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan murid dalam proses belajar adalah saya harus terus merancang dan menemuka ide-ide baru yang segar sehingga murid dapat lebih variatif dan tidak bosan dengan berbagai program yang selama ini sudah berjalan, saya juga harus terus konsisten dalam menumbuhkan voice, choice dan ownership murid dengan melibatkan mereka dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid.

5. keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Kompetensi menurut (KBBI) (2002), adalah kecakapan, mengetahui, berwenang, dan berkuasa memutuskan atau menentukan atas sesuatu.

Sedangkan menurut Monks (1999 : 2) kematangan didefinisikan sebagai kesiapan individu dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan tertentu dan kemampuan untuk berfungsi dalam tingkat yang lebih tinggi sebagai hasil pertumbuhan.

Dalam keterkaitannya bahwa kompetensi seseorang berpengaruh terhadap kematangan diri pribadi karena kompetensi merupakan kecakapan dalam memutuskan atau menentukan keputusan yang akan diambil. Sedangkan kematangan merupakan kesiapan individu dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga keduanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung satu sama lainnya.

 

B.    Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

1.     Pertanyaan kritis yang muncul setelah mempelajari modul 3.3

                  · Bagaimana merancang sebuah program yang dapat mendorong murid untuk voice, choice 

                        dan ownership dalam proses pembelajarannya?

·   Program sekolah yang seperti apa dan bagaimana yang mampu menumbuhkan serta mendorong terciptanya student agency?

·     Bagaimana cara yang perlu dilakukan agar seluruh ekosistem sekolah dapat terlibat dalam pengelolaan program yang berdampak pada kepemimpinan murid?

        2.     Wawasan (insight) baru

Pengalaman belajar yang dialami oleh murid di dalam kelas akan membentuk serta mempengaruhi karakter serta kepribadiannya, jadi sudah seyogyanya guru harus mampu merancang pembelajaran yang memfasilitasi lingkungan belajar murid sehingga tujuan pendidikan sebagaimana yang disampaikan oleh KHD dapat terwujud. Lingkungan belajar sangat berperan dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Komunitas yang mendukung kepemimpinan murid akan memahami bahwa sesungguhnya setiap murid memiliki voice, choice dan ownership dalam proses pembelajarannya, sehingga untuk menumbuhkembngkan voice, choice dan ownership maka murid perlu dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berbagai program sekolah oleh sebab itu guru dapat memanfaatkan setiap asset atau kekuatan yang ada disekolah untuk merancang program yang mendorong tumbuhnya kepemiminan murid dengan menetapkan pendekatan inquiri apresiatif menggunakan tahapan BAGJA.

3. Analisis tantangan

Tantangan yang mungkin akan saya alami ketika merancang suatu program yang berdampak pada kepemimpinan murid adalah mendapati kelas yang cenderung pasif saat kegiatan KBM, murid jarang berani berpendapat maupun menyampaikan ide atau gagasannya. Tidak jarang mendapati kelas yang mana anak-anaknya cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.

 4. Alternatif solusi terhadap tantangan

Adapun langkah yang akan saya ambil sebagai alternatif solusi adalah menggunakan cara pendekatan yang berbeda kepada kelas yang cenderung pasif saat pembelajaran, misalnya dengan memberikan tantangan-tantangan kepada murid sehingga terpacu motivasinya, hal lain yang akan saya lalulukan misalnya dengan menyuruh siswa menuliskan ide/gagasannya lewat tulisan bagi beberapa murid yang memang memiliki masalah dengan kepercayaan dirinya ketika harus berbicara didepan umum secara langsung (berpendapat).

Selain itu juga dapat dilakukan dengan membuat keyakinan kelas sehingga budaya positif disekolah tumbuh dengan baik guna mendukung keberlangsungan program yang telah direncanakan.

 

C. Membuat keterhubungan

 1. Pengalaman masa lalu

Saya masih ingat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh salah satu guru idola semasa SMP dan SMA, sampai hari ini ketika saya menjadi guru, dalam pembelajaran beliau mampu menghadirkan kegiatan pembelajaran yang tidak membosankan, kelas yang menyenangkan bagi murid dalam belajar, selalu menerima masukan dan kritik dari murid, maupun memperlakukan murid layaknya sahabat, sehingga kami cenderung dekat dan tanpa segan bertanya maupun usul pendapat saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Penerapan di masa mendatang

Saya akan berusaha menciptakan dan merancang pembelajaran yang berdampak bagi murid-murid saya dikelas. Saya akan selalu mencoba melibatkan murid dalam setiap pengambilan keputusan belajarnya. Mendengarkan suara, memberikan pilihan-pilihan dan menumbuhkan kepemilikan pada diri murid sehingga pengalaman-pengalaman belajar yang mereka alami akan selalu mereka ingat sampai mereka dewasa nanti.

3. Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari (koneksi antar materi dengan modul sebelumnya)

(Koneksi modul 3.3 dengan modul 1.1) Melalui filosofi dan metafora "menumbuhkan padi" KHD bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, saya sebagai guru sudah memulai mencoba dengan merancang dan merencanakan program yang mampu membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan segala potensi murid sesuai dengan kodratnya.

(Koneksi modul 3.3 dengan modul 1.2) Sebagai seorang guru, saya mencoba memahami nilai dan peran guru penggerak, sehingga berharap nantinya mampu memainkan peran saya sebagai agen perubahan, dengan senantiasa berperan aktif serta berupaya menggerakkan ekosistem sekolah guna tercapainya pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid untuk menumbuhkembangkan student agency.

(koneksi modul 3.3 dengan modul 1.3) Dalam menerapkan visi guru penggerak, saya berupaya merancang sebuah program atau kegiatan pembelajaran disekolah yang tentunya murid menjadi pertimbangan utama saya, dengan harapan program yang saya rancang dapat mendorong tumbuh kembangnya kepemimpinan murid (student agency), salah satu perancangan program yang saya buat menggunakan model inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA, seperti yang diajarkan pada modul.

(koneksi modul 3.3 dengan modul 1.4) Untuk dapat mengelola program yang berdampak positif bagi murid maka perlu ditunjang dengan adanya budaya positif di sekolah sehingga program-program yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan sehingga mampu menciptakan kepemimpinan murid (student agency).

(koneksi modul 3.3 dengan modul 2.1) Untuk dapat mewujudkan student agency maka pengelolaan program yang berdampak pada murid harus mampu mengakomodasi segala perbedaan kebutuhan belajar murid mulai dari kesiapan, minat, dan profil belajar murid.

(koneksi modul 3.3 dengan modul 2.2) Dalam merencanakan program yang berdampak pada murid, perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional di dalamnya. Hal ini dimaksudkan untuk menempatkan murid pada kesadaran penuh (mindfulness). Ketika murid sudah fokus, maka ia akan tenang, berempati, termotivasi dan memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan program sehingga student agency akan terbentuk.

(koneksi modul 3.3 dengan modul 2.3) Coaching sangat penting dilakukan sebagai langkah untuk menggali segala potensi dan melejitkan kinerja murid sehingga ia akan mampu untuk menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang ia hadapi ketika melaksanakan program sekolah yang berdampak pada murid untuk itu sikap kreatif, inovatif dan kritis dari murid sangat diharapkan agar tercipta kepemimpinan murid (student agency).

(koneksi modul 3.3 dengan modul 3.1) Agar keputusan yang kita ambil bersifat efektif dan efisien terkait rancangan program yang ingin dilaksanakan tentunya keputusan tersebut harus memperhatikan 3 prinsip berpikir, 4 paradigma pengambilan keputusan dan melakukan 9 langkah pengajuan dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal itu tentu saja untuk mengantisipasi ketika ada dilema etika ataupun bujukan moral dalam penyelenggaraan kegiatan yang berdampak positif pada murid.

(koneksi modul 3.3 dengan modul 3.2) Dalam perencanaan dan pelaksanaan program yang berdampak pada murid hendaknya menggunakan pendekatan berbasis aset sehingga dalam melaksanakan program tersebut kita dapat memaksimalkan segala potensi yang ada di sekolah. Dengan memaksimalkan segala potensi maka dapat dipastikan program yang direncanakan akan berjalan dengan baik dan berkesinambungan untuk menumbuhkan kepemimpinan murid (student agency).

4. Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP

Informasi lain yang saya dapatkan selain dari PGP adalah melalui kegiatan literasi yang saya lakukan di antaranya pada platform yang ada pada Merdeka Mengajar maupun berbagai buku sumber. Guru dilahirkan dan ditakdirkan untuk merumuskan masa depan pendidikan. Sedikit perubahan yang kita lakukan dapat berdampak luas dan tumbuhnya harapan baru bagi pendidikan. Guru bergerak Indonesia Maju.

 

No comments:

Post a Comment

Jurnal Refleksi Modul 3.3 (3 / terakhir)

  Berikut jurnal refleksi dwi mingguan terakhir. Model refleksi yang saya gunakan adalah Model 4F  (Facts, Feelings, Findings, Future)/4P (P...