KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 3.3
PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID
Oleh Winda Setya Dewi
CGP Angkatan 7 Kabupaten Bangkalan
Kelas 254
A. A. Pemikiran
reflektif terkait pengalaman belajar
1. Pengalaman/materi
pembelajaran yang baru saja diperoleh
Kemampuan
murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan,
menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu,
berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan
pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil
proses belajarnya. Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi
proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada
murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka
sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.
Saat
murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita
katakan: saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya
memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan
kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka.
Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan
kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas
kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan
budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang
mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat
mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.
Dengan
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, maka secara bersamaan kita sebenarnya
juga sedang membangun karakter murid yang berprofil pelajar pancasila.
2. Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar
Yang saya rasakan setelah mempelajari materi modul ini adalah mendapat pengalaman baru untuk menyediakan program yang diminati murid, berguna untuk membentuk profil pelajar pancasila, serta dapat mewujudkan student agency atau kepemimpinan murid. Untuk menerapkan materi dari modul ini, saya membuat kesepakatan dengan murid tentang hal apa yang ingin mereka lakukan. Yang perlu saya perbaiki adalah kolaborasi dengan rekan sejawat dan siswa agar program yang berdampak positif pada murid bisa tercapai dan berkelanjutan. Saya juga semakin menguasai kompetensi pengembangan diri dan orang lain.
Selama mempelajari modul-modul dari guru penggerak ini banyak hal baru yang saya terapkan dalam proses pembelajaran di kelas yang saya ajar, saya sudah sedikit demi sedikit mengurangi peran saya sebagai leader utama dikelas terutama memaksakan kehendak saya dikelas, dulu saya sering beranggapan bahwa anak harus memahami apa mau saya, perlahan tapi pasti dengan adanya pemahaman baru pada diri saya terutama setelah menyelesaikan materi pada modul 3.3 ini saya sudah mulai berkolaborasi dengan murid dalam menciptakan kelas yang membahagiakan mereka, bagaimana menciptakan kelas-kelas yang dicintai murid, bagaimana murid mulai membuat proyek-proyek yang mereka mereka mau sesuai dengan bakat dan kompetensi mereka, sementara peran saya adalah sebagai mitra belajar mereka dengan memberikan mereka tantangan, menjadi motivator dan juga kontroling pada proses pembelajaran yang diselenggarakan, diantara berbagai program yang saya buat bersama mereka adalah proyek public speaking in the class, pembuatan video naratif materi, berbagi cerita inspiratif pembelajaran, dsb.
4. apa yang
perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
Adapun
beberapa hal yang masih perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan murid
dalam proses belajar adalah saya harus terus merancang dan menemuka ide-ide
baru yang segar sehingga murid dapat lebih variatif dan tidak bosan dengan
berbagai program yang selama ini sudah berjalan, saya juga harus terus
konsisten dalam menumbuhkan voice, choice dan ownership murid dengan melibatkan
mereka dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid.
5. keterkaitan
terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
Kompetensi
menurut (KBBI) (2002), adalah kecakapan, mengetahui, berwenang, dan berkuasa
memutuskan atau menentukan atas sesuatu.
Sedangkan
menurut Monks (1999 : 2) kematangan didefinisikan sebagai kesiapan individu
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan tertentu dan kemampuan untuk
berfungsi dalam tingkat yang lebih tinggi sebagai hasil pertumbuhan.
Dalam
keterkaitannya bahwa kompetensi seseorang berpengaruh terhadap kematangan diri
pribadi karena kompetensi merupakan kecakapan dalam memutuskan atau menentukan
keputusan yang akan diambil. Sedangkan kematangan merupakan kesiapan individu
dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga keduanya merupakan satu kesatuan yang
saling mendukung satu sama lainnya.
B.
Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
1.
Pertanyaan kritis yang muncul setelah
mempelajari modul 3.3
dan ownership dalam proses pembelajarannya?
· Program
sekolah yang seperti apa dan bagaimana yang mampu menumbuhkan serta mendorong
terciptanya student agency?
· Bagaimana
cara yang perlu dilakukan agar seluruh ekosistem sekolah dapat terlibat dalam
pengelolaan program yang berdampak pada kepemimpinan murid?
2.
Wawasan (insight) baru
Pengalaman belajar yang dialami oleh murid di dalam kelas akan membentuk serta mempengaruhi karakter serta kepribadiannya, jadi sudah seyogyanya guru harus mampu merancang pembelajaran yang memfasilitasi lingkungan belajar murid sehingga tujuan pendidikan sebagaimana yang disampaikan oleh KHD dapat terwujud. Lingkungan belajar sangat berperan dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Komunitas yang mendukung kepemimpinan murid akan memahami bahwa sesungguhnya setiap murid memiliki voice, choice dan ownership dalam proses pembelajarannya, sehingga untuk menumbuhkembngkan voice, choice dan ownership maka murid perlu dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berbagai program sekolah oleh sebab itu guru dapat memanfaatkan setiap asset atau kekuatan yang ada disekolah untuk merancang program yang mendorong tumbuhnya kepemiminan murid dengan menetapkan pendekatan inquiri apresiatif menggunakan tahapan BAGJA.
3. Analisis tantangan
Tantangan yang mungkin akan saya alami ketika merancang suatu program yang berdampak pada kepemimpinan murid adalah mendapati kelas yang cenderung pasif saat kegiatan KBM, murid jarang berani berpendapat maupun menyampaikan ide atau gagasannya. Tidak jarang mendapati kelas yang mana anak-anaknya cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Alternatif solusi terhadap tantangan
Adapun langkah yang akan saya ambil sebagai alternatif solusi adalah menggunakan cara pendekatan yang berbeda kepada kelas yang cenderung pasif saat pembelajaran, misalnya dengan memberikan tantangan-tantangan kepada murid sehingga terpacu motivasinya, hal lain yang akan saya lalulukan misalnya dengan menyuruh siswa menuliskan ide/gagasannya lewat tulisan bagi beberapa murid yang memang memiliki masalah dengan kepercayaan dirinya ketika harus berbicara didepan umum secara langsung (berpendapat).
Selain itu juga dapat dilakukan dengan membuat keyakinan kelas sehingga budaya positif disekolah tumbuh dengan baik guna mendukung keberlangsungan program yang telah direncanakan.
C.
Membuat keterhubungan
1. Pengalaman
masa lalu
Saya
masih ingat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh salah satu
guru idola semasa SMP dan SMA, sampai hari ini ketika saya menjadi guru, dalam
pembelajaran beliau mampu menghadirkan kegiatan pembelajaran yang tidak
membosankan, kelas yang menyenangkan bagi murid dalam belajar, selalu menerima
masukan dan kritik dari murid, maupun memperlakukan murid layaknya sahabat,
sehingga kami cenderung dekat dan tanpa segan bertanya maupun usul pendapat
saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.
2.
Penerapan di masa mendatang
Saya
akan berusaha menciptakan dan merancang pembelajaran yang berdampak bagi
murid-murid saya dikelas. Saya akan selalu mencoba melibatkan murid dalam
setiap pengambilan keputusan belajarnya. Mendengarkan suara, memberikan
pilihan-pilihan dan menumbuhkan kepemilikan pada diri murid sehingga
pengalaman-pengalaman belajar yang mereka alami akan selalu mereka ingat sampai
mereka dewasa nanti.
3.
Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
(koneksi antar materi dengan modul sebelumnya)
(Koneksi
modul 3.3 dengan modul 1.1) Melalui filosofi dan metafora "menumbuhkan
padi" KHD bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,
saya sebagai guru sudah memulai mencoba dengan merancang dan merencanakan
program yang mampu membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid
sehingga mampu memekarkan segala potensi murid sesuai dengan kodratnya.
(Koneksi
modul 3.3 dengan modul 1.2) Sebagai seorang guru, saya mencoba memahami nilai
dan peran guru penggerak, sehingga berharap nantinya mampu memainkan peran saya
sebagai agen perubahan, dengan senantiasa berperan aktif serta berupaya
menggerakkan ekosistem sekolah guna tercapainya pengelolaan program sekolah
yang berdampak pada murid untuk menumbuhkembangkan student agency.
(koneksi
modul 3.3 dengan modul 1.3) Dalam menerapkan visi guru penggerak, saya berupaya
merancang sebuah program atau kegiatan pembelajaran disekolah yang tentunya
murid menjadi pertimbangan utama saya, dengan harapan program yang saya rancang
dapat mendorong tumbuh kembangnya kepemimpinan murid (student agency), salah
satu perancangan program yang saya buat menggunakan model inkuiri apresiatif
dengan tahapan BAGJA, seperti yang diajarkan pada modul.
(koneksi
modul 3.3 dengan modul 1.4) Untuk dapat mengelola program yang berdampak
positif bagi murid maka perlu ditunjang dengan adanya budaya positif di sekolah
sehingga program-program yang dijalankan dapat berjalan dengan baik dan
berkesinambungan sehingga mampu menciptakan kepemimpinan murid (student agency).
(koneksi
modul 3.3 dengan modul 2.1) Untuk dapat mewujudkan student agency maka
pengelolaan program yang berdampak pada murid harus mampu mengakomodasi segala
perbedaan kebutuhan belajar murid mulai dari kesiapan, minat, dan profil
belajar murid.
(koneksi
modul 3.3 dengan modul 2.2) Dalam merencanakan program yang berdampak pada
murid, perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional di dalamnya.
Hal ini dimaksudkan untuk menempatkan murid pada kesadaran penuh (mindfulness).
Ketika murid sudah fokus, maka ia akan tenang, berempati, termotivasi dan
memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan program sehingga student agency
akan terbentuk.
(koneksi
modul 3.3 dengan modul 2.3) Coaching sangat penting dilakukan sebagai langkah
untuk menggali segala potensi dan melejitkan kinerja murid sehingga ia akan
mampu untuk menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang ia hadapi ketika
melaksanakan program sekolah yang berdampak pada murid untuk itu sikap kreatif,
inovatif dan kritis dari murid sangat diharapkan agar tercipta kepemimpinan
murid (student agency).
(koneksi
modul 3.3 dengan modul 3.1) Agar keputusan yang kita ambil bersifat efektif dan
efisien terkait rancangan program yang ingin dilaksanakan tentunya keputusan
tersebut harus memperhatikan 3 prinsip berpikir, 4 paradigma pengambilan
keputusan dan melakukan 9 langkah pengajuan dan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran. Hal itu tentu saja untuk mengantisipasi ketika ada
dilema etika ataupun bujukan moral dalam penyelenggaraan kegiatan yang
berdampak positif pada murid.
(koneksi
modul 3.3 dengan modul 3.2) Dalam perencanaan dan pelaksanaan program yang
berdampak pada murid hendaknya menggunakan pendekatan berbasis aset sehingga
dalam melaksanakan program tersebut kita dapat memaksimalkan segala potensi
yang ada di sekolah. Dengan memaksimalkan segala potensi maka dapat dipastikan
program yang direncanakan akan berjalan dengan baik dan berkesinambungan untuk
menumbuhkan kepemimpinan murid (student agency).
4.
Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP
Informasi
lain yang saya dapatkan selain dari PGP adalah melalui kegiatan literasi yang
saya lakukan di antaranya pada platform yang ada pada Merdeka Mengajar maupun
berbagai buku sumber. Guru dilahirkan dan ditakdirkan untuk merumuskan masa
depan pendidikan. Sedikit perubahan yang kita lakukan dapat berdampak luas dan
tumbuhnya harapan baru bagi pendidikan. Guru bergerak Indonesia Maju.
No comments:
Post a Comment