Sunday, December 25, 2022

1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.4

Eksplorasi konsep pada modul ini menggunakan moda kegiatan mandiri dan forum diskusi.
Eksplorasi konsep untuk Budaya positif terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

2.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
Tujuan pembelajaran:
CGP dapat menjelaskan  makna ‘kontrol’ dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol.
CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol dengan 3 Motivasi Perilaku Manusia.
CGP menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif. 
2.2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi 
Tujuan Pembelajaran:
CGP dapat menjelaskan dan menganalisis Teori Motivasi dan Motivasi Intrinsik yang dituju, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
CGP dapat menjelaskan konsep hukuman dan penghargaan, dan  konsep pendekatan restitusi.
CGP dapat melakukan pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan konsep-konsep tersebut di lingkungannya sendiri.

2.3. Keyakinan Kelas
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas.
CGP dapat menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas. 
CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah mereka masing-masing.

2.4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
Tujuan Pembelajaran Khusus:   
CGP dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi motif dari tindakan manusia baik murid maupun guru 
CGP dapat menganalisis dampak tidak terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap pelanggaran peraturan dan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai kebajikan 
CGP dapat mengidentifikasi peran dan sekolah guru dalam upayanya menciptakan lingkungan belajar dan pemenuhan kebutuhan anak yang beragam.

2.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya.
CGP dapat menerapkan disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab, mandiri dan merdeka.
CGP dapat menganalisis secara kritis reflektif, dan terbuka atas penemuan diri yang didapatkan dari mempelajari 5 posisi kontrol.

2.6. Restitusi - Segitiga Restitusi
Tujuan Pembelajaran Khusus:   
CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.
CGP dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka.
CGP dapat menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan disiplin positif di lingkungannya. 

***


1.4.a.4.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Tugas 2.1 (1)
Mungkin pada awalnya motivasi Anda mengikuti Program Guru Penggerak ini karena ingin mendapatkan suatu penghargaan tertentu. Namun seiring Anda mengikuti program ini dan kemudian menikmatinya, mungkinkah motivasi Anda berubah menjadi sebuah keinginan untuk menjadi guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini? Bila itu terjadi, apa dampaknya untuk diri Anda? Apa yang Anda dapatkan, mengapa hal itu penting untuk Anda?
-Awal motivasi saya mengikuti program guru penggerak adalah ingin menambah ilmu dan meningkatkan kompetensi saya sebagai pendidik. Sebagai seorang pendidik, saya merasa masih perlu belajar banyak hal yang baru, yang belum saya pahami. Seiring berjalannya waktu, melalui materi dan nilai-nilai yang telah diajarkan di program ini, saya semakin mendapat pencerahan dan motivasi untuk menjadi pendidik yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Maka dari itu, saya bersyukur sekali dengan mengikuti program ini, saya semakin berkeinginan kuat untuk menerapkan ilmu yang saya dapat, demi terwujudnya murid yang cerdas cemerlang berkarakter profil pelajar pancasila.

Tugas 2.1 (2)
Sebagai seorang pendidik, saat Anda perlu hadir di suatu pelatihan, motivasi apakah yang mendasari tindakan Anda?
Apakah Anda hadir karena tidak ingin ditegur oleh pihak panitia atau pengawas Anda, dan mendapatkan surat teguran (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman), atau 
Anda ingin dilihat dan dipuji oleh lingkungan Anda, atau mendapat penghargaan sebagai kepala sekolah berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau 
Anda ingin menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjadi orang yang berusaha dan bertanggung jawab serta menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid Anda, guru-guru Anda, serta lingkungan Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai pemimpin pembelajaran akan jadi panutan oleh lingkungan Anda (menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri). 
Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan Anda, atau adakah suatu proses perubahan motivasi antara dua motivasi?
-Sebagai seorang pendidik, saat saya merasa perlu hadir di suatu pelatihan, motivasi yang paling kuat mendasari tindakan saya tersebut adalah ingin meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik, menjadi pembelajar sepanjang hayat, berusaha bertanggung jawab dan menghargai diri saya sendiri sebagai teladan bagi murid-murid saya, serta ingin terus tergerak, bergerak, dan menggerakkan lingkungan sekitar saya, agar dapat saling mendukung dan berkolaborasi mewujudkan visi murid impian. Hal tersebut merupakan upaya saya untuk menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri.

Tugas 2.1 (3)
Bila di sekolah Anda tidak ada aturan yang memberikan surat teguran bagi karyawan yang sering datang terlambat, atau tidak ada atasan yang memberikan Anda penghargaan menjadi karyawan terbaik, karena sering tepat waktu, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda.
-Saya akan tetap datang tepat waktu. Karena tujuan saya datang tepat waktu ke sekolah bukan karena ingin dipuji atau menghindari teguran, tapi karena hal tersebut sudah merupakan tanggung jawab saya sebagai seorang pendidik. Saya datang tepat waktu sesuai aturan untuk menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri serta berusaha menerapkan budaya positif yang saya mulai dari diri sendiri.

 Tugas 2.1 (4)
Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi yang disebutkan pada pertanyaan sebelumnya, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan.
-Menurut saya, motivasi yang mendasari mayoritas murid dalam berperilaku masih bertujuan untuk menghindari hukuman dan ketidaknyamanan. Maka dari itu perlu ditanamkan nilai-nilai kebajikan mengenai pentingnya menuntut ilmu, sehingga akan tumbuh keyakinan di diri siswa yang dapat menjadi kontrol dirinya dalam berperilaku.

Tugas 2.1 (5)
Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid Anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda?
-Strategi yang selama ini saya terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid, di antaranya: 1. Berusaha memberi contoh dan teladan yang baik dengan memulai disiplin positif mulai dari diri saya sendiri. 2. Membuat kesepakatan dan komitmen dengan melibatkan pendapat seluruh siswa tentang apa yang mereka inginkan agar suasana kelas menjadi lebih baik dan tertib. 3. Ketika murid melanggar kedisplinan, saya berusaha menanyakan kembali atas kesepakatan yang telah mereka yakini dan setujui bersama, dengan harapan mereka dapat memperbaiki kesalahan atas kesadaran diri mereka sendiri. 4. Berkomunikasi dengan wali murid, agar terjalin kerjasama dalam menerapkan pembiasaan disiplin positif murid baik di rumah maupun di sekolah.

Tugas 2.1 (6)
Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda rasakan penting saat ini untuk ditanamkan pada murid-murid Anda di kelas/sekolah Anda? Mengapa?
-Nilai-nilai kebajikan yang saya rasa penting untuk ditanamkan pada murid-murid adalah akhlak mulia. Dengan menjaga adab, maka akan lebih mudah dalam meraih ilmu. Baik adab terhadap guru, orang tua, sesama teman, bahkan adab terhadap diri mereka sendiri. Dengan menanamkan nilai-nilai adab dan akhlak yang baik, saya berharap mereka dapat menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang baik.


1.4.a.4.2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

Pertanyaan Reflektif

Bacalah kasus Ibu Anas di bawah ini dan jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan:
Ibu Anas guru kelas 2 SD, mendapatkan masalah. Murid-muridnya tidak bisa tertib berdiri antri di depan pintu kelas, dan selalu berebutan masuk ke dalam kelas setelah jam istirahat usai. Ini tentunya sangat mengganggu proses pembelajaran dimana kelas tidak dapat mulai tepat waktu karena Ibu Anas sibuk menenangkan murid-muridnya untuk waktu cukup lama. Akhirnya Bu Anas berpikir cepat, dan mengandalkan stiker bintang. Setiap murid-muridnya akan masuk kelas usai jam istirahat, Bu Anas akan mengiming-imingi murid-muridnya dengan stiker bintang. “Siapa yang dapat berdiri lurus dan berbaris rapi antri di depan pintu, dapat bintang dari Bu Anas!” Sebagian besar murid-muridnya menyambut tantangan tersebut, dan langsung berdiri rapi di depan pintu agar mendapatkan stiker bintang. Hal ini terus dilakukan Bu Anas selama beberapa minggu, karena cukup berhasil membuat murid-muridnya berdiri rapi antri di depan pintu. Sampai pada suatu saat Bu Anas sakit, dan terpaksa digantikan Pak Heru. Pak Heru tidak mengetahui tentang stiker bintang, dan benar saja, pada saat mau masuk ke kelas usai jam istirahat murid-murid kelas 2 kembali berebutan masuk kelas. Apa yang terjadi, mengapa?
Jawablah ketiga pertanyaan ini, dan berilah minimal 2 tanggapan terhadap jawaban rekan Anda.
Berdasarkan teori motivasi yang telah Anda pelajari pada pembelajaran sebelumnya, kira-kira apa motivasi murid-murid kelas 2 untuk bersedia berdiri antri sebelum masuk kelas? 
Adakah cara lain agar murid-murid kelas 2 bersedia antri di depan kelas tanpa diberi penghargaan stiker bintang? Jelaskan!
1. Motivasi murid-murid kelas 2 untuk bersedia antre sebelum masuk kelas adalah motivasi ingin mendapat penghargaan dari orang lain (stiker bintang). Motivasi ini bersifat eksternal. 2. Cara lain agar murid-murid bersedia antre tanpa diberi penghargaan stiker bintang adalah dengan memunculkan motivasi internal dalam diri murid, yaitu menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan yang diyakini dan disepakati murid, sehingga murid dapat mengubah perilaku yang kurang baik atas kesadaran diri untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan yang mereka yakini, yaitu budaya antre sebelum masuk kelas dapat memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, menanamkan pada murid bahwa dengan antre, kondisi akan lebih tertib sehingga jam pelajaran tidak terganggu, selain itu dengan tidak berebut atau berdesak-desakan maka fisik mereka akan lebih terjaga (tidak tersakiti atau menyakiti teman)

***

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan - Modul 1.4 Budaya Positif

 Alhamdulillah, Materi dalam modul 1.4 sangat menarik dan membuka wawasan saya mengenai penerapan budaya positif di sekolah. Untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran modul 1.4 tentang budaya positif ini, saya akan memaparkannya melalui model 4F/4P, yaitu Facts (peristiwa), Feelings (perasaan), Findings (pembelajaran), dan Future (penerapan ke depan). Berikut refleksi saya terkait pembelajaran modul 1.4 tentang budaya positif:


1. Facts (Peristiwa)

Tepatnya tanggal 6 Desember 2022 pembelajaran pada modul 1.4 tentang budaya positif dimulai. Kegiatan dimulai dengan belajar secara mandiri melalui LMS yaitu “Mulai dari Diri” serta mempelajari materi secara mandiri melalui “Eksplorasi Konsep” serta menjawab pertanyaan dan tugas mandiri yang disajikan di dalamnya. Materi di dalam “Eksplorasi Konsep” yang sangat beragam dan kompleks membuat saya harus pandai membagi waktu dengan tugas saya sebagai guru maupun ibu rumah tangga. Namun demikian, Materi yang luar biasa banyak di dalam “Eksplorasi Konsep” disajikan dengan sangat menarik, begitu pula dengan tugas mandirinya yang didesain seperti kuis yang memiliki skor tertentu, sehingga ketika saya belajar dan menjelajahi “Eksplorasi Konsep”, saya tidak merasa bosan, bahkan sangat bersyukur karena ilmu yang terdapat di dalamnya benar-benar memberikan pencerahan bagi seorang guru seperti saya. Kegiatan selanjutnya adalah “Ruang Kolaborasi” yang dipimpin langsung oleh Bapak Ahmad Mufid selaku fasilitator kami. Dalam Gmeet “Ruang Kolaborasi” kelas kami dibagi menjadi 4 kelompok yang mendiskusikan 4 kasus berbeda mengenai penerapan budaya positif di sekolah melalui peran kontrol serta langkah segitiga restitusi. Kemudian dilanjutkan kegiatan “Demonstrasi Kontekstual, “Elaborasi Pemahaman”, “Koneksi Antar Materi”, dan “Aksi Nyata”, yang di dalamnya memuat ilmu dan penugasan untuk mengimplementasikan budaya positif di sekolah.

Saat mempelajari modul 1.4, momen yang paling menantang bagi saya, yaitu: yang pertama, berusaha menyelesaikan tugas-tugas di LMS dengan menyesuaikan jadwal mengajar di sekolah serta kewajiban saya sebagai ibu rumah tangga. Yang kedua, merupakan tantangan bagi saya untuk dapat menerapkan teori praktis yang di dapat dari LMS, yaitu menerapkan langkah segitiga restitusi dan posisi kontrol sebagai manajer untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh murid saya di sekolah.


2. Feelings (Perasaan)

Pembelajaran pada modul 1.4 tentang budaya positif ini, bagi saya merupakan pembelajaran yang menarik sekaligus memiliki banyak tantangan positif di dalamnya. Setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif tentunya saya merasa senang karena saya dapat belajar menerapkan segitiga restitusi dalam penanganan kasus yang dihadapi murid di sekolah saya. Dengan segitiga restitusi ini, murid dapat menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai dengan keyakinan yang telah dibuat bersama dengan teman-temannya. Selain itu, saya juga dapat memosisikan diri saya sebagai seorang manajer sesuai teori lima posisi kontrol dalam menangani sebuah kasus atau permasalahan murid.


3. Findings (Pembelajaran)

Materi yang terdapat dalam modul 1.4, antara lain: (1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, (2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, (3) Keyakinan Kelas, (4)  Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, (5) Restitusi - Lima Posisi Kontrol, (6) Restitusi - Segitiga Restitusi. Sebelum mempelajari Modul 1.4, saya belum memahami tentang bagaimana cara efektif menangani kasus atau permasalahan yang dialami murid, setelah mempelajari modul 1.4 ini saya mendapat pembelajaran mengenai cara menerapkan segitiga restitusi di posisi manajer agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab, mandiri, dan merdeka.


4. Future ( Penerapan )

Setelah mempelajari dan memahami modul 1.4 tentang budaya positif, saya akan berusaha untuk dapat menerapkan teori-teori dalam modul tersebut di sekolah saya. Rencana tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah membangun komitmen diri untuk menerapkan budaya positif di sekolah dimulai dari diri saya sendiri, kemudian melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membiasakan murid memiliki disiplin dan budaya positif sehingga dapat mewujudkan murid yang berkarakter profil pelajar Pancasila.

***

Mulai dari Diri - Modul 1.4 Budaya Positif

Jenis kegiatan "Mulai dari Diri" dalam modul 1.4 ini adalah refleksi mandiri, dengan tujuan pembelajaran khusus sebagai berikut:

Tujuan Pembelajaran khusus:

  • Mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep lingkungan dan budaya positif di sekolah. 
  • Mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Di Modul ini kami diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan pemantik, sebagai berikut:

PERTANYAAN 1

Apa pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan Anda?

Sangat penting menciptakan suasana yang positif di lingkungan kita. Suasana yang positif dapat dimulai dari perilaku dan budaya positif yang kita mulai dari diri kita sendiri. Perilaku dan budaya positif yang kita terapkan akan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif, nyaman, dan akan terbentuk pula sosialisasi yang baik antar individu dalam lingkungan kita. Sebagai seorang pendidik, budaya positif yang dilakukan di sekolah akan dapat menumbuhkan karakter positif dalam diri murid. Sehingga motivasi belajar mereka akan meningkat karena lingkungan sekolah yang nyaman dan menyenangkan.


PERTANYAAN 2

Sebagai seorang pendidik dan/atau pimpinan sekolah, bagaimana Anda dapat menciptakan suasana positif di lingkungan Anda selama ini?

Menciptakan suasana yang positif di sekolah dapat dimulai dari diri kita sendiri sebagai pendidik, yaitu memberikan contoh atau teladan yang baik bagi murid. Yang kedua menerapkan pembiasaan-pembiasaan baik dan budaya positif yang dilakukan murid di sekolah, seperti pembiasaan sholat dhuha, budaya 5S, dll. Yang ketiga, menciptakan suasana positif dapat dilakukan dengan membuat kesepakatan kelas. Dan yang terakhir, melakukan kolaborasi dengan seluruh warga sekolah juga wali murid untuk senantiasa membiasakan karakter baik pada diri murid baik di rumah maupun di sekolah.


PERTANYAAN 3

Apakah hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid?

-Proses pembelajaran yang berpihak pada murid adalah proses menuntun dan memfasilitasi murid sesuai dengan kodrat yang ada pada diri masing-masing murid. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru harus mampu menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan. Hal tersebut dapat terwujud apabila guru mampu menciptakan suasana yang positif di kelas. Contohnya dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, menghargai setiap proses dalam aktivitas pembelajaran yang dilakukan murid, menumbuhkan rasa percaya diri murid, dan menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan potensi, minat, dan bakat yang dimiliki murid.


PERTANYAAN 4

Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu diperbaiki dan dikembangkan?

Penerapan disiplin di sekolah saya sudah berjalan dengan cukup baik. Namun, untuk ke depan dapat dikembangkan metode restitusi dalam mendisiplinkan siswa. Dengan metode restitusi, murid menjadi lebih menyadari kesalahannya, sehingga tumbuh disiplin positif, dan murid dapat memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Tujuannya bukan pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari hukuman, namun menjadi murid yang menghargai nilai-nilai kebaikan yang mereka yakini.


REFLEKSI

  1. Sediakan waktu khusus, pejamkan mata, dibantu musik instrumental yang sesuai, kemudian bayangkan sekolah impian Anda. Ingat kembali gambaran sekolah impian yang Anda tulis saat mempelajari modul 1.3. Bagaimana suasana sekolahnya? Bagaimana sikap gurunya? Bagaimana tutur kata guru? Bagaimana guru bersikap kepada murid-muridnya? Bagaimana sikap murid-muridnya, bagaimana mereka saling berinteraksi, terhadap Anda, sebagai pimpinan sekolah dan terhadap guru-guru yang lain? 
  2. Untuk mewujudkan sekolah impian tersebut, bila Anda adalah seorang pemimpin di sekolah Anda,  bagaimana Anda akan menciptakan sebuah lingkungan yang positif di sekolah Anda?  Apa strategi yang akan Anda pilih? Bagaimana Anda akan menerapkan disiplin positif, apa yang perlu kita lakukan terlebih dahulu? Tentunya, salah satu hal yang paling penting adalah kita perlu menghilangkan rasa takut dalam diri murid-murid sehingga mereka merasa aman dan nyaman berada di sekolah, dan bahwa membuat kesalahan adalah suatu proses pembelajaran itu sendiri. Hanya dengan demikian, semua murid dapat belajar dengan rasa tenang, tanpa tekanan dan nyaman.

-1. Sekolah impian saya adalah sekolah dengan suasana yang nyaman. Guru mampu memberi teladan yang baik, menciptakan proses pembelajaran menyenangkan dan berpihak pada murid. Guru dan pimpinan sekolah berkolaborasi untuk mewujudkan murid berkarakter profil pelajar pancasila. Murid-murid memiliki akhlak baik, disiplin positif, dan solidaritas serta toleransi tinggi terhadap teman. Murid-murid menerapkan budaya positif yang tumbuh melalui karakter dan pembiasaan baik yang dilakukan di rumah maupun di sekolah.

2. Dalam menerapkan disiplin positif, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah guru memberi teladan yang baik bagi murid, membuat kesepakatan kelas, sehingga murid memiliki kontrol dan tanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Ketika melakukan kesalahan, murid diberi kesempatan untuk merenungi nilai-nilai kebaikan yang mereka yakini, sehingga murid dapat memperbaiki kesalahan bukan untuk menghindari hukuman atau menyenangkan orang lain, tetapi atas dasar kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.


HARAPAN UNTUK DIRI SENDIRI

Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada diri Anda, sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki pengaruh pada warga sekolah, terutama murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini?

-Harapan yang ingin saya lihat berkembang pada diri saya adalah menjadi guru yang inovatif dan senantiasa berpihak pada murid. Saya juga ingin menjadi pribadi yang senantiasa belajar untuk menumbuhkan karakter dan budaya positif di sekolah, sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi murid-murid saya.


HARAPAN PADA MURID

Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini?

Harapan yang ingin saya lihat berkembang pada murid-murid saya adalah murid-murid saya memiliki akhlak yang baik, memiliki rasa solidaritas dan toleransi yang tinggi terhadap teman, mandiri, kreatif, terbuka terhadap budaya lain namun tetap melestarikan budayanya sendiri, senantiasa menerapkan disiplin positif melalui pembiasaan-pembiasaan yang baik tanpa merasa ingin disanjung atau menghindari hukuman, akan tetapi murid melakukan hal tersebut atas dasar keyakinan dirinya tentang nilai-nilai kebaikan yang telah dipahaminya.


EKSPEKTASI

Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?

-Saya berharap materi-materi dalam modul ini dapat memberikan pencerahan dan pemahaman bagi saya mengenai budaya positif serta bagaimana cara mengimplementasikannya secara nyata di sekolah, sehingga dapat berdampak positif bagi murid dan seluruh warga sekolah.


***

Tuesday, December 6, 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3

 Alhamdulillah setelah melewati modul 1.3 ini, semakin bertambah wawasan dan pengalaman baru yang saya peroleh. Untuk merefleksikannya, saya akan memaparkannya melalui model 4P, yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran, dan penerapan ke depan.

 

PERISTIWA

Di modul 1.1, saya memahami tentang filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang masih sangat relevan diterapkan pada saat ini. Di modul 1.2, saya memahami tentang nilai dan peran guru penggerak. Pada modul berikutnya, yaitu modul 1.3, saya belajar memahami tentang visi guru penggerak. Seperti pada modul 1.1 dan 1.2, modul 1.3 juga melewati beberapa tahapan kegiatan, yaitu Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi nyata. Modul 1.3 membahas bagaimana cara merumuskan sebuah visi dan mengupayakan pencapaiannya melalui prakarsa perubahan yang positif dan apresiatif melalui metode BAGJA. Momen yang menarik dan menantang bagi saya dalam modul 1.3 ini, yaitu pada saat saya diminta untuk menggambarkan imaji tentang murid saya di masa depan. Bagi saya hal tersebut sangat menarik sekaligus menantang karena berusaha melukiskan imaji tentang harapan saya terhadap murid saya di masa depan melalui sebuah gambar yang positif.      



 

PERASAAN

Alhamdulillah, pembelajaran di modul 1.3 dapat terlaksana dengan baik. Banyak ilmu dan wawasan baru lagi yang saya dapatkan dari modul ini, terutama bagaimana cara merumuskan visi guru penggerak. Dari semua tahapan kegiatan yang sudah saya lalui di modul 1.3 ini, saya merasa bahagia dan bersyukur karena telah mendapat ilmu dari Fasilitator, Pengajar Praktik, dan Instruktur, serta rekan CGP lain yang sangat hebat dan luar biasa, yang senantiasa berbagi pengalaman baik dan saling memotivasi.

 

PEMBELAJARAN

Sebelum mempelajari modul 1.3, saya belum memahami tentang bagaimana cara merumuskan sebuah visi yang baik. Namun setelah mempelajari modul ini, saya mendapat ilmu baru tentang bagaimana cara menyusun visi dan kalimat prakarsa perubahan dengan pendekatan inkuiri apresiatif, yaitu sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Lima tahapan utama BAGJA tersebut, yaitu Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusiUntuk mewujudkan sebuah perubahan yang positif tidak selalu diawali dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada, tetapi difokuskan pada kekuatan yang telah dimiliki melalui pemikiran yang positif.

 

PENERAPAN KE DEPAN

Yang akan saya lakukan setelah mempelajari modul 1.3 ini adalah saya akan berusaha untuk menerapkan visi yang telah saya susun dengan berkolaborasi dengan rekan guru lain dan wali murid, agar visi tersebut dapat terwujud di waktu mendatang, serta melakukan evaluasi dan refleksi pada akhir setiap kegiatan.

1.3.a.7.1. Elaborasi Pemahaman Modul 1.3 - Prakarsa Perubahan Diri

 Tujuan Pembelajaran:

  1. CGP dapat makin percaya diri dalam mengeksekusi BAGJA di diri, kelas dan sekolah.
  2. CGP memahami pentingnya prakarsa perubahan diri yang lekat dengan visi, Profil Pelajar Pancasila, dan aset yang telah dimiliki.

Pada tanggal 1 Desember 2022, pukul 13.00-14.30 WIB saya dan rekan-rekan CGP lain belajar mengenai visi guru penggerak dan prakarsa perubahan diri yang dirancang dengan pendekatan inkuiri apresiatif melalui tahapan bagja dalam ruang diskusi virtual bersama instruktur, Ibu Listiyawati.

Dalam diskusi di forum diskusi virtual ini, Instruktur memberikan penguatan pemahaman konsep mengenai bagaimana cara memahami pentingnya prakarsa perubahan diri yang lekat dengan visi, Profil Pelajar Pancasila, dan aset yang telah dimiliki










Jurnal Refleksi Modul 3.3 (3 / terakhir)

  Berikut jurnal refleksi dwi mingguan terakhir. Model refleksi yang saya gunakan adalah Model 4F  (Facts, Feelings, Findings, Future)/4P (P...