Sunday, November 6, 2022

Elaborasi Pemahaman

 

Pada tanggal 2 November 2022, saya berlatih membangun kerangka berpikir dan menyampaikan ide serta gagasan berdasarkan pemahaman dan internalisasi konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam ruang diskusi virtual bersama instruktur, Bapak Yanuar Khaldun.
Dalam diskusi di forum diskusi virtual ini, Instruktur memberikan penguatan pemahaman konsep pemikiran filosofis KHD dan bagaimana penerapannya pada konteks lokal sosial budaya di daerah masing-masing.

Pemaparan Materi dari Instruktur

  • Presentasi Materi (25’)
    Instruktur mempresentasikan materi Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) selama 25 menit untuk memberikan penguatan pemahaman peserta terhadap pemikiran-pemikiran KHD.

  • Diskusi (20’)
    Instruktur memberi penguatan terhadap pertanyaan-pertanyaan CGP. 

  • Berbagi & Tanya Jawab (25’)
    • CGP berbagi pengalaman praktik baik proses pembelajaran yang merefleksikan pemikiran filosofis Pendidikan KHD,
    • CGP bertanya dan berdiskusi kepada Instruktur terkait pembelajaran yang diperoleh dalam ruang diskusi.

  • Refleksi dan Umpan Balik (15’)
    • Instruktur memberi umpan balik penguatan terhadap pemahaman CGP
    • Refleksi pembelajaran dituliskan pada aplikasi yang disediakan oleh Instruktur (mentimeter/padlet/jamboard)

  • Penutup (05’)
    Instruktur menutup kegiatan pembelajaran Eksplorasi Konsep Refleksi Kritis Pemikiran KHD

Refleksi Personal

Saat memulai Eksplorasi Konsep melalui forum diskusi di ruang ‘virtual’, Calon Guru Penggerak diberikan pertanyaan reflektif terkait pemahaman mengenai pemikiran filosofis KHD kemudian CGP menuliskan jawabannya melalui padlet, yaitu sebagai berikut:

  1. Pikirkan dan tuliskan satu pengalaman Anda terkait proses pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)? 
  2. Bagaimana perwujudan ‘menuntun’ yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya? 
  3. Mengapa Pendidikan Indonesia perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman? 
  4. Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang berhamba (berpihak) pada anak” dalam peran saya sebagai pendidik?

Refleksi personal_Winda Setya Dewi_Kelas 254

  1. Dalam proses pembelajaran, saya berusaha mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman nyata murid ataupun kearifan lokal yang dekat dengan lingkungan tempat tinggal mereka.
  2. Menuntun jika dikaitkan dengan konteks sosial budaya di daerah saya adalah sebagai pendidik, saya berusaha mencari contoh kontekstual yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari juga sosial budaya di daerah tempat tinggal mereka, contohnya mengaitkan materi dengan musik atau makanan khas daerah masing-masing
  3. Pendidikan di Indonesia perlu dikaitkan dengan kodrat alam dan zaman karena pendidikan tidak bisa lepas dari tempat tinggal atau kondisi alam dekat lingkungan tempat tinggal siswa serta kondisi zaman yang semakin canggih harus dapat kita manfaatkan dalam proses pembelajaran
  4. Pendidikan yang berhamba pada anak berarti pembelajaran berpusat pada siswa, kegiatan pembelajaran harusnya disesuaikan dengan kondisi, bakat, dan minat siswa





No comments:

Post a Comment

Jurnal Refleksi Modul 3.3 (3 / terakhir)

  Berikut jurnal refleksi dwi mingguan terakhir. Model refleksi yang saya gunakan adalah Model 4F  (Facts, Feelings, Findings, Future)/4P (P...